TVRI SULSEL

TVRI SULSEL

Minggu, 08 Mei 2011

Pesan Lestari dari Negeri Ammatoa



















Fuad Syarif

PELANGI DESA
TEMA : PESAN LESTARI DARI NEGERI AMMATOA


SINOPSIS

Pelestarian hutan di Kajang Kabupaten Bulukumba Provinsi Sulawesi Selatan, tidak terlepas dari payung hukum adat yang selama ini dihormati dan dijunjung tinggi masyarakat adat Kajang yakni “Pasang”.
Pasang berarti Pesan dan eksistensi pasang sifatnya menjadi sebuah keharusan dan wajib untuk dilaksanakan. Setiap orang yang melakukan pelanggaran terhadap Pasang, langsung mendapatkan sangsi, selaku hidup di dunia dan diakhirat nanti.
Masyarakat Kajang memahami bahwa dunia yang diciptakan oleh Turie’ A’ra’na beserta isinya haruslah dijaga keseimbangannya, terutama hutan. Karenanya hutan harus dipelihara dengan baik dan mendapat perlakuan khusus bagi penghuninya serta tidak boleh dirusak.
Bagi orang Kajang diyakini bahwa merawat hutan adalah merupakan bagian dari ajaran pasang, karena hutan memiliki kekuatan gaib yang dapat mensejahterakan dan sekaligus mendatangkan bencana manakala tidak dijaga kelestariannya. Mereka yakin dan percaya bahwa di sekitarnya terhadap sesuatu kekuatan “supernatural” yang bagi manusia tidak mampu menghadapinya. Untuk itu mereka senantiasa mengadakan upacara-upacara di hutan agar terhindar dari mara bahaya yang dapat mengancam kehidupannya.
Dengan modal Pasang tersebut, masyarakat adat kajang menjadi bukti betapa kuatnya kearifan lokal masyarakat adat Kajang dalam pengelolaan hutan. ”Dengan Pasang inilah semua bentuk pemanfaatan dan pengelolaan hutan diatur dengan jelas termasuk menjadi alat pengawasan serta kontrol atas semua aktivitas yang berhubungan dengan kehutanan.
Menurut Kepala Dusun Benteng Desa Kajang, Hading, setiap pemanfaatan kayu di hutan untuk kepentingan masyarakat, penangkapan ikan dan udang di sungai serta satwa liar lainnya dikawasan hutan, tidak diperbolehkan kecuali ada izin dari Ammatoa.
Adat yang melestarikan lingkungan ini, sangat menarik untuk diangkat dalam paket Pelangi Desa, dan diharapkan mampu menjadi tauladan bagi suku lainnya di tanah air dalam pelestarian lingkungan.

Tidak ada komentar: